Skip to main content

Pembiayaan Dengan Hutang Dan Saham Preferen




MANAJEMEN KEUANGAN II
“Pembiayaan Dengan Hutang Dan Saham Preferen”

Dosen Pengampu Mata Kuliah
Ninnasi Muttaqiin, S.M.B., M.SM.





Disusun Oleh:
KELOMPOK I

RITA ZAHARA                                   (5130015044)
CHOIRUS SA’ADAH                           (5130015046)
MOH. AFIUDIN                                   (5130015047)
ABDUL HARIS PRASETYO                (5130015048)
YUSTIN WULANDARI                       (5130015049)
MOH. BAYU FIRDAUS                       (5130015033)








PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2017
PEMBIAYAAN
DENGAN HUTANG DAN SAHAM PREFEREN

Ø PENGERTIAN HUTANG DAN HUTANG JANGKA PANJANG
Hutang adalah kewajiban untuk menyerahkan uang, barang, atau memberikan jasa kepada pihak lain dimasa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi yang telah terjadi sebelumnya atau hutang adalah sejumlah dana yang diterima dari kreditur. Jika perusahaan membeli barang secara kredit,berarti mempunyai sejumlah utang kepada kreditur.
Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun atau hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Hutang jangka panjang timbul
saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah dana.
A. JENIS – JENIS HUTANG JANGKA PANJANG
Secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan pada dua golongan yaitu :
1. Hutang Hipotik
Adalah hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan hutang.
2. Hutang Obligasi
Adalah hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui pengeluaran surat - surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Dalam surat obligasi dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan ketentuan lain sesuai jenis obligasi tersebut.
B. SAHAM
Dalam pengertian umum, saham merupakan sebuah piagam yang berisi aspek – aspek penting bagi perusahaan, termasuk hak dari pemilik saham dan hak khusus yang dimilikinya berkaitan dengan kepemilikan saham.Pendapat lain Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan.
C. JENIS – JENIS SAHAM
a)   Saham Preferen adalah saham yang memiliki kekhususan terutama dalam pembayaran deviden dan hak suara yang lebih bila dibandingkan dengan pemilik saham biasa.


Saham Preferen memiliki karakteristik sebagai berikut:
    Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda
    Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian dividen
    Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
    Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk
Kelebihan saham preferen
1. Bahwa pembayaran dividen atas saham preferen relative lebih fleksibel dibandingkan dengan bunga utang.
2. Ketidak mampuan pembayaran dividen kepada pemegang saham preferen tidak berakibat terlalu buruk dibandingkan dengan ketidak mampuan membayar bunga utang yang dapat diancam kebangkrutan.
3. Penggunaan saham preferen akan dapat meningkatkan degree of financial leverage.
Kelemahan utama penggunaan saham preferen adalah
1. Biaya modal setelah pajak yang tinggi dibandingkan dengan biaya modal dari utang, karena dividen saham preferen dibayarkan setelah pajak atau tidak dapat dipergunakan sebagai pengurangan pajak.
2. Sudut pandang investor adalah saham preferen tidak memiliki hak untuk memaksakan pembayaran dividen.
b)     Saham Biasa adalah sebuah piagam yang berisi aspek – aspek penting bagi perusahaan, termasuk hak dari pemilik saham dan hak khusus yang dimilikinya berkaitan dengan kepemilikan umum.
Karakteristik Saham Biasa sebagai berikut:
1.  Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris
2.  Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
3.  Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja
Kelebihan saham biasa adalah sebagai berikut :
1.    Tidak ada kewajiban tetap untuk membayar dividen kepada pemegang saham biasa.
2.    Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo.
3.    Saham biasa kurang beresiko bagi perusahaan apabila dibandingkan sumber pembiayaan lainnya baik saham preferen maupun hutang jangka panjang. Dari segi investor saham biasa memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi karena sangat tergantung pada besarnya keuntungan sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih besar daripada tingkat keuntungan obligasi maupun saham preferen yang relatif kecil.
4.    Memungkinkan untuk diversifikasi usaha, meningkatkan likuiditas, mendapat tambahan kas dan lebih mudah dalam mengukur nilai perusahaan.
5.    Perusahaan semakin transparan dan semakin banyak pihak yang ikut mengamati kegiatan perusahaan karena dengan menjual sahamnya ke publik berarti perusahaan tersebut menjadi milik publik.
Sedangkan kelemahan saham biasa adalah sebagai berikut :
1.  Dengan menjual saham biasa akan mengancam kendali yang dipegang pemegang saham mayoritas.
2.  Menurunnya laba per lembar saham sebagai akibat bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar.
3.  Timbulnya Agency Problem yang meningkatkan Agency Costs karena adanya konflik antar kelompok seperti pemilik perusahaan, manajer atau pengelola usaha, dan karyawan

Ø INSTRUMEN PEMBIAYAAN HUTANG JANGKA PANJANG
Banyak orang yang mempunyai pengalaman dengan janji untuk membayar. Obligasi hanyalah merupakan wesel promes jangka panjang. Hipotek merupakan penggadaian kekayaan tertentu untuk mendapatkan suatu pinjaman. Dalam obligasi hipotek, perusahaan menggadaikan aktiva nyata tertentu sebagai jaminan obligasi itu. Kekayaan nyata (real property) didefinisikan sebagai real estate (tanah dan gedung).
Hipotek chattel dijamin dengan kekayaan pribadi, tetapi ini umumnya merupakan instrumen jangka menengah. kekayaan pribadi didefinisikan sebagai setiap jenis kekayaan lainnya, termasuk peralatan, persediaan dan perabotan. Surat hutang adalah obligasi jangka panjang yang tidak dijamin dengan penggadaian kekayaan tertentu.
v Trustee (wali)
Untuk memperlancar komunikasi antara pihak emiten dan para pemegang obligasi yang kadang-kadang bisa berjumlah ribuan orang, diciptakan struktur perwalian (trusteeship) untuk mewakili kepentingan para pemegang obligasi. Dalam praktetk sehari-hari, wali (trustee) diharapkan selalu bertindak untuk melindungi kepentingan dan atas nama para pemegang obligasi. Setiap orang atau badan hukum dapat ditunjuk sebagai wali asalkan dianggap cukup mampu. Wali menyandang tiga tanggung jawab utama, yaitu:
1.      Mereka mengesahkan emisi obligasi
2.      Mengawasi aktivitas perusahaan khususnya dalam melaksanakan tanggung jawab yang telah digariskan dalam peraturan-peraturan indenture (perjanjian)
3.      Mereka bertanggung jawab untuk megnambil langkah-langkah yang sesuai untuk kepentingan para pemegang obligasi seandainya perusahaan lalai membayar bunga atau pokok obligasi.
v Indenture
Hubungan jangka panjang antara kreditor dan debitor sehubungan dengan sebuah promes jangka panjang ditetapkan dalam suatu dokumen yang disebut indenture. Pada obligasi indenture, rincian kontrak dapat terdiri dari ratusan (halaman yang memuat kalusul) penting seperti: (1) bentuk obligasi dan instrumennya;(2) uraian lengkap mengenai harta yang dijaminkan;(3) jumlah otorisasi emisi obligasi;(4) kalusul-kalusul protektif yang terinci, disebut akad (covenant);(5) minimum rasio lancar tertentu, dan (6) pasal-pasal tentang cara penebusan (redemption) atau privilage untuk menarik kembali obligasi.
Akad-akad obligasi dapat dibagi menjadi empat kategori utama;(1) kategori yang membatasi penerbitan hutang baru, (2) kategori yang membatasi pembayaran dividen, (3) kategori yang membatasi aktivitas merjer, (4) kategori yang membatasi penjualan harta perusahaan.
v Persyaratan Opsi Tarik
Dalam persyaratan opsi tarik (call provision) perusahaan emiten diberi hak untuk menebus kembali obligasinya. Persyaratan ini secara umum menetapkan bahwa perusahaan harus membayar  jumlah tebusan di atas nilai nominal obligasi; jumlah lebih ini didefinisikan sebagai premi opsi tarik (call premium). Premi opsi tarik biasanya sama dengan jumlah bunga obligasi satu tahun, jika opsi tarik dilakukan pada tahun pertama obligasi, dan jumlah ini akan menurun dengan tarif tetap pada tahun-tahun berikutnya.
Privilage opsi tarik sangat berarti bagi pihak perusahaan meskipun merugikan bagi pihak investor, terutama jika obligasi dikeluarkan dalam satu periode di mana suku bunga sedang mencapai siklus tinggi. Dari sudut pandang perusahaan, kupon yang dibayarkan dan premi penebusna keduanya dikurangkan sebagai beban bunga. Investor membayar pajak penghasilan biasa atas bunga yang diterima dan pajak keuntungan modal atas premi penebusan.
v Dana Cadangan Pelunasan Hutang
Dana cadangan pelunsan hutang (sinking fund) merupakan fasilitas yang secara berkala ditujukan untuk menebus obligasi perusahaan (atau dalam kasus tertentu, terbitan saham preferen). Biasanya, perusahaan harus membeli atau menarik sebgian dari onligasinya setiap tahun. Kadang-kadang, pembayaran dana cadangan pelunasan hutang itu dikaitkan dengan penjualan atau laba tahun berjalan, tetapi biasanya diharuskan dalam suatu jumlah yang tetap.
Dalam banyak kasus, perusahaan melalui wali obligasi diberi hak untuk mengelola dana cadangan pelunasan hutang dengan salah satu cara berikut: 1, perusahaan melakukan opsi tarik sebesar persentase tertentu dengan harga yang ditetapkan setaip tahun; 2, untuk menebus nilai nominal obligasi yang dinginkan, perusahaan dapat membeli obligasi dipasar uang dan modal secara bebas. Perusahaan akan melakukan upaya yang memungkinkan penarikan obligasi itu dengan biaya serendah mungkin. Jadi, bila suku bunga naik (dan harga obligsi menurun) perusahaan akan memilih cara pembelian di pasar modal terbuka. Tetapi bila suku bunga turun (dan harga obligasi naik) perusahaan akan memilih opsi tarik atas obligasinya.


Ø OBLIGASI

A.   OBLIGASI
Obligasi adalah sekuritas yang menunjukan utang perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Obligasi termasuk utang jangka jangka panjang yaitu utang yang jangka waktu penembaliannya lebih dari satu tahun. Obligasi punya nilai nominal/ pari yaitu nilai yang tertera pada kertas obligasi tersebut sampai jatuh tempo, yaitu tanggal ditetapkan yang pada tanggal tesebut, nilai pari obligasi harus dilunasi.
1. Definisi Obligasi
Obligasi (bond) dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang akan di bayar kembali pada saaat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Nilai utang dari obligasi akan dibayarkan pada saat jatuh temponya dan dinyatakan dalam surat utangnya. Bunga dari obligasi adalah tetap misalnya 14% setahun dan sudah ditentukan. Karena obligasi membayar bunga yang besarnya tetap, maka obligasi dikenal juga sebagai Sekuritas Pendapatan Tetap[1].
2. Kode Obligasi
Obligasi yang tercatat di pasar modal di beri kode. Kode obligasi ini dimaksudkan untuk membedakan satu obligasi dengan obligasi lain, utnuk kepentingan pencarian dan organisasi data di komputer dan untuk menunjukkan karakteristik dari obligasinya. Misalnya untuk pasar modal Bursa Efek Surabaya (BES), obligasi-obligasi diberi kode sepanjang 12 karakter.
3. Obligasi Seri dan Termin
Jogiyanto (2014,185) mengidentifikasikan bahwa obligasi (bond) dapat berupa serial bond (obligasi seri) dan term bond (obligasi termin) atau kombinasi keduanya. Serial bond (obligasi seri) adalah suatu kelompok obligasi yang obligasi-obligasinya akan jatuh tempo berurutan, yaitu satu atau lebih obligasi akan jatuh tempo periode berikutnya setelah satu atau lebih obligasi lainnya jatuh tempo (misalnya setiap satu tahun, setiap dua tahun dan seterusnya). Term bond (obligasi termin) adalah obligasi-obligasi yang jatuh tempo bersamaan waktunya. misalnya adalah obligasi yang diterbitkan oleh Bank BP I pada tahun 2003 dengan kode BABP01XXBFTW. Obligasi ini akan jatuh yempo bersamaan pada tanggal 25 April 2006.
4. Macam-macam Obligasi
a. Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah mempunyai sifat yang sama dengan obligasi perusahaan, hanya bedanya penerbitnya adalah pemerintah bukannya perusahaan swasta, sehingga obligasi pemerintah dianggap lebih aman dibandingkan dengan obligasi perusahaan. Surat utang pemerintah ini disebut dengan SUN (Surat Utang Negara).

b. Municipal Bond
Municipal Bond adalah obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah, misalnya pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten. Pemerintah daerah biasanya mengeluarkan obligasi ini untuk pembiayaan modal, seperti membangun jalan raya, perumahan rakyat, rumah sakit umum, universitas dan lainnya.
c. Obligasi perusahaan
Obligasi perusahaan (corporate bond) adalah surat utang jangka panjang yang di keluarkan oleh perusahaan swasta dengan nilai utang akan di bayarkan kembali pada saat jatuh tempo dengan pembayaran kupon atau tanpa kupon yang sudah ditentukan di kontrak utangnya. Obligasi perusahaan biasanya dilindungi dengan bond indenture, yaitu janji perusahaan penerbit obligasi untuk mematuhi semua ketentuan yang dituliskan kepada pihak tertentu yang dipercaya (trustee). Trustee ini biasanya adalah suatu bank atau perusahaan trust  yang akan bertindak mewakili pemegang obligasi
5. Pasar Obligasi
Obligasi diperdagangkan di pasar modal, khususnya di pasar obligasi. Di Indonesia, obligasi diperdagangkan di Bursa Efek Surabaya (BES). Berikut adalah data obligasi di pasar obligasi BES selama tahun 2003, 2004 dan 2005.
B.   HARGA OBLIGASI
Harga obligasi adalah suatu harga apabila kita ingin membeli atau menjual obligasi di pasar modal baik melalui transaksi bursa maupun OTC. Beberapa hal yang mempengaruhi harga obligasi adalah :
Nominal, yaitu harga obligasi sebagaimana pada waktu penerbita. Tingkat bunga, yaitu tingkat bunga yang umum berlaku dalam masyarakat sebagai pembanding kupon (bunga) obligasi. Periode pembayaran bunga, yaitu periode waktu dimana penerbit melakukan pembayaran kupo . Biasanya 3 bulanan atau 6 bulanan. Jangka waktu jatuh tempo yaitu jangka waktu sejak obligasi diterbitkan sampai dilunasi oleh penerbitnya.
Contoh :
Nominal obligasi =Rp 1000 ;
Kupon = 10%/th
Periode pembayaran setiap 6 bulan, dengan jatuh tempo 20 tahun
Jika tingkat bunga yang berlaku umum adalah 11%/tahun, maka harga obligasi :
P = C/(1+r) + C/(1+r)2 ……C/(1+r)n + M/(1+r)n
P = 50/(1+0.055) + 50/(1+0.055)2 …..+50/(1+0.055)40 + 1000/(1+0.055)40 = 919.77 (harga di bawah nominal disebut at discount)
Jika required yield 10%/tahun (sama dengan kupon), maka harga obligasi :
P = C/(1+r) + C/(1+r)2 ……C/(1+r)n + M/(1+r)n
P = 50/(1+0.05) + 50/(1+0.05)2 …..+50/(1+0.05)40 + 1000/(1+0.05)40 = 1000 (harga sama persis dengan nominal disebut at par)
Jika required yield 6.8%/tahun, maka harga obligasi :
P = C/(1+r) + C/(1+r)2 ……C/(1+r)n + M/(1+r)n
P = 50/(1+0.034) + 50/(1+0.034)2 …..+50/(1+0.034)40 + 1000/(1+0.034)40 = 1.347,04 (harga di atas nominal disebut at premium)
Dari contoh di atas nampak semakin tingi tingkat bunga umum (required yied), maka harga obligasi semakin turun.

Ø PENILAIAN OBLIGASI
Konsep-konsep penilaian surat-surat berharga sangat penting dalam manajemen keuangan. Manager harus mengetahui bagaimana penilaian kekayaan perusahaan yang dilakukan,dan mengetahui bagaimana investor menilai surat-surat berharga perusahaan, serta mengetahui bagaimana alternative tindakan yang mempengaruhi nilai saham dan obligasi suatu perusahaan .
Penilaian obligasi dan saham berkaitan dengan nilai perusahaan yang mengeluarkan surat berharga tersebut.
Sekuritas yang akan dinilai adalah obligasi, saham preferen, saham biasa. Ketiga jenis sekuritas ini disebut intrumen keuangan jangka panjang. Semua keputusan perusahaan adalah yang terkait dengan penilaian.
A.   NILAI – NILAI OBLIGASI
1. Nilai maturiti Obligasi
Jogiyanto (2014, 189) menjelaskan bahwa nilai maturiti (maturity value) atau disebut juga dengan nilai jatuh tempo adalah nilai yang dijanjikan akan dibayar pada saat obligasi jatuh tempo Nilai maturiti ini juga mewakili nilai nominal atau nilai par (par value) atau nilai tampang (face value) dari obligasi. Nilai jatuh tempo biasanya sudah tertentu perusahaan lembarnya, misalnya US $1,000 atau misalnya Rp I juta.
2. Nilai Pasar Obligasi
Nilai pasar obligasi (market value) adalah nilai jual obligasi yang terdaftar di pasar modal pada saat tertentu. Mi­salnya adalah kutipan nilai-nilai, pasar beberapa obligasi yang tercatat di New York Stock Exchange di surat kabar The Wall Street Journal.
Tabel 1.3 Kutipan Nilai-nilai Pasar Obligasi
Obligasi
Hasil Sekarang
Volume
Nilai Tutup
Perubahan Bersih
Obligasi
ATT 8.80s05
ATT 85/8s07
ATT 85/826
Amoco 9.2s04
9.5
9.6
9.8
9.4
260
284
207
11
923/4
901/4
875/8
971/7
-1/2
-3/4
-7/8
-1/2
ATT 8.80s05
ATT 85/8s07
ATT 85/826
Amoco 9.2s04

Sumber: Jogiyanto,2004:189 (surat kabar The Wall Street Journal)
Penjelasan dari tabel di atas adalah sebagai berikut ini.
a.    Sebagai contoh adalah obligasi ATT 8.80s05 yang tam­pak di tabel di atas. Obligasi ini diterbitkan oleh perusa­haan American Telephone & Telegraph (AT&T) dengan membayarkan kupon sebesar 8,80% setahunnya dan dibayar setengah tahunan (diberi kode “s” yang  berarti (semiannually) dan jatuh tempo pada tahun 2005.
b.    Hasil sekarang (current yield) dari obligasi ini adalah sebesar 9,5%. Hasil sekarang (current yield) adalah nilai kupon sekarang dibagi dengan harga pasarnya, yaitu sebesar $88.00/$927.50 atau sebesar 9.5%.
c.     Selama hari tersebut, jumlah transaksi yang terjadi adalah sebanyak 260 volume obligasi.
d.    Pada saat pasar obligasi ditutup pada hari itu, nilai pasarnya adalah sebesar $927.50.
e.    Nilai penutupan obligasi turun sebesar $5.00 atau -1/2 poin dari nilai penutupan hari sebelumnya.
3. Niali Intrinsik Obligasi
Nilai intrinsik (intrinsic value) atau nilai fundamental (fundamental value) atau nilai sesungguhnya dari suatu obligasi adalah perkiraan nilai sebenarnya dari suatu obligasi. Nilai sebenarnya tidak mungkin dihitung dengan tepat, hanya dapat diperkirakan. Menurut Jogiyanto (2014, 190) nilai intrinsik suatu obligasi pada saat tertentu dapat diperkirakan dengan rumus sebagai berikut ini.
Obligasi dapat berupa coupon bond (obligasi kupon) dan pure-discount bond (obligasi dengan diskon-murni). Coupon bond (obligasi kupon) adalah obligasi yang membayar kupon. Kupon adalah bunga yang dibayarkan oleh obligasi untuk se­tiap periode tertentu, umumnya tiap setengah tahun atau ta­hunan.
B.   LIKUIDITAS OBLIGASI
Likuiditas (liquidity) atau disebut juga dengan marketabi­lity dari suatu obligasi menunjukkan seberapa cepat investor dapat menjual obligasinya tanpa harus mengorbankan harga obligasinya. Salah satu pengukuran dari likuiditas obligasi adalah rentang permintaan penawaran (bid-ask spread) yang menunjukkan perbedaan antara nilai permintaan tertinggi investor mau menjual dan penawaran terendah dealer mau membeli. Obligasi yang aktif diperdagangkan akan cenderung mempunyai bid-ask spread yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak aktif diperdagangkan.

C.   HASIL OBLIGASI
Beberapa pengukuran digunakan untuk mengukur yield dari suatu obligasi. Beberapa diantaranya adalah current yield, yield to maturity, dan yield to call.
1. Hasil sekarang (current yield)
Hasil sekarang (current yield) diukur dengan nilai kupon setahun dibagi dengan nilai pasar obligasi saat ini.
2. Hasil Sampai Maturiti (YTM/yield to maturity)
Hasil sampai sekarang (yield to maturity) adalah tingkat return dari obligasi yang dibeli dengan harga pasar sekarang dan disimpa sampai jatuh tempo.
3. Hasil sampai ditarik (yield to call)
Hasil sampai ditarik (yield to call) adalah return dari obligasi dari sekarang sampai dengan tanggal obligasi ditarik kembali. Perbedaaan antara YTC dengan YTM adalah jika YTM waktu obligasinya mulai dari sekarang sampai jatuh tempo tetapi jika YTC waktu obligasinya adalah dari sekarang sampai kemungkinan ditarik.
D.  HAK TARIK (CALL PROVISION) 
Jogiyanto (2014,199) menjelaskan bahwa hak tarik atau provisi tarik (call provision)  adalah hak penerbit obligasi untuk membayar obligasinya pada nilai par sewaktu-waktu sebelum jatuh tempo. Untuk para investor, obligasi yang mempunyai call provision merugikan sehingga harga obligasi ini akan lebih rendah dibandingkan dengan obligasi sejenis yang tidak mempunyai hak tarik.
1. Rentang Hasil (yield spread)
Rentang Hasil (yield spread) adalah perbedaan antara yield to maturity (YTM) yang dijanjikan dengan YTM suatu obligasi bebas gagal (default free) yang mempunyai nilai kupon dan waktu maturity yang sama.
2. Risiko Obligasi
Risiko dari obligasi adalah kemungkinan obligasi tidak terbayar (default). Peringkat obligasi (bond rating) dapat digunakan sebagai proksi dari risiko obligasi. Berikut adalah peringkat obligasi menurut S & P:
3. Teorema Penilaian Obligasi
Teorema 1:
Harga dari obligasi akan bergerak berlawanan dengan hasil pasar (market yield).
Dengan meningkatnya suku bunga, maka tabungan aan semakin menarik karena memberikan bunga tabungan yang meningkat. Di sisi investor yang akan menjual obligasinya dan akan mengalihkan hasilnya ke tabungan dengan bunga yang tinggi, sehingga harga obligasi akan menurun.
Teorema 2:
Dengan maturity konstan, penurunan suku bunga akan menaikkan harga obligasi dengan basis presentasi lebih besar dibandingkan dengan peningkatan suku bunga yang sama besarnya yang akan menurunkan harga obligasi.
Teorema 3:
Untuk suatu perubahan suku bunga yang tertentu, besarnya perubahan harga obligasi akan berhubungan positif dengan waktu maturity, yaitu semakin lama maturitinya, semakin besar perubahan harga obligasinya.
Teorema 4:
Perubahan harga yang terjadi akibat hubungan antara maturity obligasi dan volatilitas harganya akan semakin besar dengan tingkat menurun (increase at a dimising rate) sejalan dengan meningkatnya maturity.
Teorema 5:
Presentasi perubahan harga obligasi akibat dari perubahan suku bungan akan lebih kecil jika tingkat kupon lebih tinggi. Jogiyanto (2014,212)
4. Durasi Obligasi
Durasi (duration) didefinisikan sebagai pengukur dari umur hidup ekonomis dari suatu obligasi dengan mempertimbangkan semua bentuk dan besarnya aliran kas keseluruhan dari obligasi sampai jatuh temponya.
5. Sensivitas Harga Obligasi Dari Perubahan Suku Bunga
Nilai obligasi setiap saat ini dapat dihitung dengan mengestimasi perubahan harga obligasi dari harga sebelumnya.
6.      Imunisasi
Imunisasi (immunization) adalah strategi investasi di obligasi yang menyamakan durasi dari obligasi atau potofolio obligasi dengan waktu lamanya investasi untuk menghilangkan risiko perubahan suku bunga. Jogiyanto (2014,223)

Ø PENGGUNAAN SAHAM PREFEREN DALAM KEPUTUSAN PEMBIAYAAN
Dalam beberapa jenis analisis, daham preferen diperlakukan sebagai hutang. Hal ini terjadi misalnya, dalam analisis yang dilakukan oleh calon pemegang saham, yang mempertimbangkan fuktuasi laba karena adanya beban biaya surat berharga yang tetap. Lain halnya jika analisis dilakukan oleh pemegang obligasi yang sedang mengkaji posisi perusahaan terhadap kemunduran penjualan atau labanya.
Karena deviden atas saham preferen tidak digolongkan sebagai kelalaian perusahaan memenuhi kewajibannya. Saham preferen merupakan sebuah sarana peredam yang menyediakan saran kepemilikan tambahan. Bagi para pemegang saham, saham preferen lebih merupakan instrumen yang mendorong leverage seperti halnya hutang. Bagi paara kreditor saham preferen merupakan modal tambahan. Jadi, saham preferen ini dapat diperlakukan sebagai hutang atau sebagai kepemilikan tergantung pada segi permasalahan yang dipertimbangkan.
·      Prioritas terhadap Aktiva dan Laba
Kita jumpai dua ketentuan yang ditetapkan untuk mencegah agar hak prioritas ini dipatuhi. Pertama ialah bahwa tanpa persetujuan pemegang saham preferen, tidak boleh diterbitkan surat-surat berharga yagn mempunayi hak klaim yang lebih tinggi atau sama. Yang kedua ialah adanya laba yang ditahan. Perusahaan  harus memiliki jumlah minimum laba ditahan sebelum dividen saham biasa boleh dibagikan.
·      Dividen Kumulatif
Sebagian besar emisi saham preferen selalu memberikan apa yang disebut dividen kumulatif, yang artinya bahwa seluruh dividen saham preferen yang belum terlunasi harus diselesaikan sebelum perusahaan membayar dividen saham biasanya. Fasilitas kumulatif dalam saham preferen merupakan sarana untuk melindungi kepentingan pemegangnya. Seandainya saham preferen tidak memiliki fasilitas kumulatif, dividen saham perusahaan mungkin saja tidak dibayarkan selama beberapa tahun.
Beberapa Ketentuan yang Kurang Umum
Saham preferen memiliki beberapa ketentuan yang tidak mutlak harus ada dalam setiap bentuk saham preferen, yaitu:
1.      hak suara. Kadang-kadang pemegang saham preferen diberi hak suara untuk memilih para direktur perusahan.
2.      berpartisipasi. Meskipun jarang, ada jenis saham preferen tertentu yang dapat berpartisipasi bersama saham biasa dalam hal pembagian laba perusahaan.
3.      dana cadangan pelunasan hutang. Beberapa emisi saham preferen mengaharuskan perusahaan menyediakan dana cadangan tertentu dalam jumlah minimum tertentu.
4.      jatuh tempo. Kebanyakan saham pereferen tidak pernah ada masa jatuh temponya, yaitu kapan saham itu harus ditebus kembali.
5.      fasilitas opsi tarik. Fasilitas opsi tarik memberi perusahaan emiten untuk menebus kembali saham preferen, seperti halnya obligasi.
6.      tingkat dividen yang luwes. Para pemegang saham preferen akan menderita kerugian dalam perekonomian yang mengalami inflasi, karena besarnya dividen tetap dan harus menanggung resiko merosotnya nilai saham dipasar.
7.      saham preferen dengan tingkat lelang. Baik ARPS maupun saham preferen dengan tingkat lelang mempunyai tingkat deviden mengambang dan keringanan pajak.

Evaluasi Saham Preferen
Aktivitas menjual saham preferen mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan yang bisa dinikmati oleh pihak perusahaan emiten saham preferen adalah:
1.    berlawanan dengan obligasi, perusahaan tidak terikat untuk membayar dividen saham preferen.
2.    sebuah perusahaan yang ingin memperluas usahanya karena tingkat labanya cukup tinggi dapat memberikan laba yang lebih tinggi bagi para pemilik pertama.
3.    dengan menjual saham preferen, manajer keuangan perusahaan dapat menghindarkan pembagian saham yang merata.
mengijinkan perusahaan untuk menghindari pemegang saham preferen ikut mengendalikan perusahaan melalui hak suara. saham preferen memungkinkan perusahaan mencadangkan aktiva perusahaan yang bernilai hipotik. Sifatnya lebih luwes dibandingkan obligasi karena tidak memiliki jatuh tempo dan juga tidak harus disediakan cadangan pelunasan hutang.
Sedangkan kelemahan dari saham preferen bagi pihak perusahaan emiten sebagai berikut:
1.      Pada umumnya saham preferen harus dijual dengan tarif yang lebih tinggi dibanding obligasi.
2.      Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham preferen tidak bisa dikurangkan dalam perhitungan pajak penghasilan perusahaan.
3.      Biaya saham preferen setelah pajak seringkali sama besar dengan jumlah dividennya.

Bagi investor, saham preferen memiliki beberapa keunggulan seperti berikut:
Saham preferen menghasilkan hasil yang relatif stabil. Pemegang saham preferen lebih diprioritaskan dibanding pemegang saham biasa pada kasus likuidasi, banyak perusahaan lebih sering menginvestasikan uang dalam saham preferen karena 70 atau 80 persen dari dividen yang diterima tidak terkena pajak
Saham preferen bagi investor mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:
meskipun para pemegang saham preferen kurang terpengaruh oleh resiko kepemilikan perusahaan namun hasil pengembalian yang diperoleh sangat terbatas. fluktuasi harga saham preferen lebih besar dibanding harga obligasi, tetapi hasil yang diperoleh sering lebih sedikit dibanding bunga obligasi. para pemegang saham preferen tidak mempunyai hak paksa atas dividen.
jumlah akumulatif dividen yang tertunggak, yang diselesaikan dengan pembayaran kas tidak sebanding dengan jumlah yang terhutang.

Ø PENARIKAN KEMBALI HUTANG ATAU SAHAM PREFEREN

Hampir seluruh emisi obligasi dan emisi saham preferen memiliki fasilitas opsi tarik sehingga, jika diperlukan dapat dilakukan “paksaan” untuk menarik kembali surat berharga mereka dengan premi opsi tarik.
·         Arus kas setelah pajak memiliki tiga komponen (diasumsikan bahwa tidak ada biaya-biaya transaksi).
·         Premi opsi tarik.
·         Emisi hutang baru.
·         Tambahan pokok dari hutang.
Ada dua masalah esensial. Pertama, kita harus mempertimbangkan fakta bahwa penarikan hutang kembali akan sedikit merubah struktur modal perusahaan karena nilai pasar emisi hutang baru melebihi nilai pasar hutang yang ada. Ini biasanya menyebabkan perusahaan memperoleh keuntungan dari segi perpajakan karena leverage. Masalah kedua, hutang yang dapat ditarik sebaikanya tidak dijual dengan harga yang melebihi opsi tarik diatambah premi yang kurang lebih sama dengan pembiayaan penerbitan sewaktu memanfaatkan fasilitas opsi tarik.







DAFTAR PUSTAKA

https://damayanti10.wordpress.com/2010/03/04/penilaian-obligasi-dan-saham/
http://bisnisbermoral.blogspot.co.id/2008/03/pengertian-obligasi.html









Comments

Popular posts from this blog

“KEGAGALAN PERUSAHAAN DAN REORGANISASI”

MANAJEMEN KEUANGAN II “ KEGAGALAN PERUSAHAAN DAN REORGANISASI ” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan II semester empat pada Program Studi S1 Manajemen Disusun oleh : 1.       Rita Zahara                (5130015044) 2.       Choirus Sa’adah       (5130015046) 3.       YustinWulandari       (5130015049) Dosen Pembimbing : Ninnasi Muttaqiin,S.M.B.MSM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA TAHUN 2016 KEGAGALAN PERUSAHAAN Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas. Menurut Drs. A. Abdurrachman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, kebangkrutan adalah suatu proses yang dilakukan oleh seorang debitur dengan mengisi suatu petisi yang menyatakan bahwa ia tidak mampu untuk memenuhi kewaji

MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL

MANAJEMEN KEUANGAN II "MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL ” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan II semester empat pada Program Studi S1 Manajemen Disusun oleh : 1.       Rita Zahara                (5130015044) 2.       Choirus Sa’adah       (5130015046) 3.       YustinWulandari       (5130015049) Dosen Pembimbing : Ninnasi Muttaqiin,S.M.B.MSM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA TAHUN 2016 MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL Perusahaan multinasional awalnya adalah perusahaan domestic, dengan tingkat pertumbuhannya yang semakin tinggi, peluang pasar yang dihadapi semakin besar, maka perusahaan akan melakukan ekspansi ke negara lain atau go internasional. Motivasi perusahaan go international meliputi: 1.              Memperluas pasar 2.              Penggunaan bahan baku dari negara asing, 3.              Untuk mempertahankan ke

Pembiayaan Saham Biasa

MANAJEMEN KEUANGAN II “Pembiayaan Saham Biasa” Dosen Pengampu Mata Kuliah Ninnasi Muttaqiin, S.M.B., M.SM. Disusun Oleh: KELOMPOK I RITA ZAHARA                                    (5130015044) CHOIRUS SA’ADAH                            (5130015046) MOH. AFIUDIN                                    (5130015047) ABDUL HARIS PRASETYO                (5130015048) YUSTIN WULANDARI                       (5130015049) MOH. BAYU FIRSDAUS NUZULA       (5130015033) PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2017 PEMBIAYAAN DENGAN SAHAM BIASA Surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau sekuritas, salah satunya yaitu saham. Saham dapat didefinisikan  tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik pe