Skip to main content

“KEGAGALAN PERUSAHAAN DAN REORGANISASI”



MANAJEMEN KEUANGAN II
KEGAGALAN PERUSAHAAN DAN REORGANISASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan II semester empat pada Program Studi S1 Manajemen








Disusun oleh :
1.      Rita Zahara               (5130015044)
2.      Choirus Sa’adah       (5130015046)
3.      YustinWulandari      (5130015049)



Dosen Pembimbing :
Ninnasi Muttaqiin,S.M.B.MSM



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN 2016


KEGAGALAN PERUSAHAAN

Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas.
Menurut Drs. A. Abdurrachman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, kebangkrutan adalah suatu proses yang dilakukan oleh seorang debitur dengan mengisi suatu petisi yang menyatakan bahwa ia tidak mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajibanya atau hutang-hutangnya dan bersedia dinyatakan bangkrut.
Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak menutup biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jatuh di bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan dapat juga berarti bahwa tingkat pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan.
Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk: Insolvensi Teknis dan Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan. Insolvensi teknis adalah Perusahaan dapat dianggap gagal jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo.
Walaupun total aktiva melebihi total utang atau terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi dalam ketentuan hutangnya seperti rasio aktiva lancar terhadap utang lancar yang telah ditetapkan atau rasio kekayaan bersih terhadap total aktiva yang disyaratkan. Insolvensi juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk memenuhi pembayaran kembali pokok pada tanggal tertentu. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan adalah kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.
Kebangkrutan dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan sebagai suatu keadaan atau situasi dalam hal ini perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban-kewajiban kepada debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh perusahaan tidak dapat dicapai yaitu profit, sebab dengan laba yang diperoleh perusahaan bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman, membiayai operasi perusahaan dan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi bisa ditutup dengan laba atau aktiva yang dimiliki.

Pada intinya kegagalan perusahaan biasa dibagi menjadi 2 jenis. Yaitu kegagalan ekonomi  (economic failure) dan kegagalan financial (financial failure). Kegagalan ekonomi  itu bisa terjadi disebabkan oleh kegagalan  perusahaan dalam menutupi biaya produksi atau lebih luasnya lagi disebut sebagai biaya operasi. Kegagalan dalam ekonomi artinya bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak mampu menutupi biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh dibawah arus kas yang diharapkan.
Pengertian financial distressed mempunyai makna kesulitan dana baik dalam arti dana dalam pengertian kas atau dalam pengertian modal kerja. Sebagai asset liability management sangat berperan dalam pengaturan untuk menjaga agar tidak terkena financial distressed. Kebangkrutan akan cepat terjadi pada perusahaan yang berada di Negara yang sedang mengalami kesulitan ekonomi, karena kesulitan 6ekonomi akan memicu semakin cepatnya kebangkrutan perusahaan yang mungkin tadinya sudah sakit kemudian semakin sakit dan bangkrut.
Menurut Hanafi (2009, h. 262), kesulitan keuangan jangka pendek bersifat sementara dan belum begitu parah. Tetapi kesulitan semacam itu apabila tidak ditangani bisa berkembang menjadi kesulitan tidak solvabel (hutang lebih besar dibanding aset). Kalau tidak solvabel, perusahaan bisa dilikuidasi atau direorganisasi. Likuidasi dipilih apabila nilai likuidasi lebih besar dibandingkan dengan nilai perusahaan kalau diteruskan. Reorganisasi dipilih kalau perusahaan masih menunjukan prospek dan dengan demikian nilai perusahaan kalau diteruskan lebih besar dibandingkan nilai perusahaan kalau dilikuidasi.
Sementara itu kegagalan financial bisa dibagi ke dalam 2 jenis. Yaitu technical insolvenscy : ini situasi dimana perusahaan gagal membayar kewajibannya yang jatuh tempo namun asset yang dimiliki lebih besar dari total hutang yang dimiliki, lalu yang kedua itu bangkrut yaitu dimana perusahaan gagal memenuhi kewajibanya yang jatuh tempo sementara itu asset yang dimiliki lebih kecil daripada hutang yang dimiliki. Akibatnya modal menjadi negative.

Dalam perjalanan kehidupan perusahaan banyak sekali rintangn yang mesti dihadapi. Dan penyebab kegagalan dalam perusahaan :
Ø Keterampilan manajerial yang kurang
Untuk kemampuan manajerial ini sangat memegang peranan penting. Kenapa? Karena hampir sekitar 50% kegagalan sebuah perusahaan berasal dari hal yang mendasar ini. Yaitu kemampuan manajerialnya. Sehingga penting bagi semua orang menguasai ilmu manajemen dalam hal ekonomi.
Biasanya kegagalan disebabkan karena kurangnya keterampilan manajerial. Terjadi seperti perluasan produk yang berlebihan sehingga terjadi produksi berlebihan atau seperti kegiatan finansial yang rendah. contohnya seperti menjaga arus uang : Seperti menghitung harta yang likuid, lalu nilai penjualan yang rendah. Ini penyebabnya bisa beragam : bisa karena kurang tepatnya desain, ataupun penempatan segmentasi pasar. Dan yang terakhir biasanya sering dialami oleh industri kecil yaitu ongkos produksi yang besar. Namun disisi lain produknya tidak punya keunggulan yang mutlak sehingga kalah dipasaran.
Manajemen yang tidak efisien akan mengakibatkan kerugian terus menerus yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya. Ketidakefisienan ini diakibatkan oleh pemborosan dalam biaya, kurangnya keterampilan dan keahlian manajemen.
Ketidakseimbangan dalam modal yang dimiliki dengan jumlah piutang-hutang yang dimiliki Hutang yang terlalu besar akan mengakibatkan biaya bunga yang besar sehingga memperkecil laba bahkan bisa menyebabkan kerugian. Piutang yang terlalu besar juga akan merugikan karena aktiva yang menganggur terlalu banyak sehingga tidak menghasilkan pendapatan.
Ø Situasi perekonomian
Jika untuk situasi perekonomian sepertinya mudah untuk dianalisis. Seperti sekarang inilah situasi krisis finansia global atau dulu krisis moneter tahun 98. Kita lihat saja banyak perusahaan besar mulai mengurangi produksi barangnya, dan banyak sekali PHK besar-besaran.
Ø Perusahaan yang sudah “tua”
Maksudnya perusahaan “tua” itu seperti perusahaan yang sudah lama dan akan segera tutup.. Tahapan hidup perusahaan hampir sama kayak manusia. Petama lahir, tumbuh, dewasa dan akhirnya menurun. Nah, maksud tua itu sudah ada pada kategori menurun. Biasanya penyebab situasi itu kayak gini karena si perusahaan kurang tanggap pada perubahan. Artinya kurang peka teknologi. Umumnya juga biasanya antisipasi dilakukan riset atao pengembangan roduk
Ø Kecurangan dalam manajemen
Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan bisa mengakibatkan kebangkrutan. Kecurangan ini akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan yang pada akhirnya membangkrutkan perusahaan. Kecurangan dapat berupa manajemen yang korup atau memberikan informasi yang salah pada pemegang saham atau investor.

Sedangkan, faktor-faktor eksternal yang bisa mengakibatkan kebangkrutan adalah sebagai berikut:
a.    Perubahan dalam keinginan pelanggan yang tidak diantisipasi oleh perusahaan yang mengakibatkan pelanggan lari atau berpindah sehingga terjadi penurunan dalam pendapatan.
b.    Kesulitan bahan baku karena supplier tidak dapat memasok lagi kebutuhan bahan baku yang digunakan untuk produksi.
c.    Faktor debitor juga harus diantisipasi untuk menjaga agar debitor tidak melakukan kecurangan. Terlalu banyak piutang yang diberikan kepada debitor dengan jangka waktu pengembalian yang lama akan mengakibatkan banyak aktiva menganggur yang tidak memberikan penghasilan sehingga mengakibatkan kerugian yang besar bagi perusahaan.
d.   Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan agar selalu memperbaiki diri sehingga bisa bersaing dengan perusahaan lain dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Semakin ketatnya persaingan menuntut perusahaan agar selalu memperbaiki produk yang dihasilkan, memberikan nilai tambah yang lebih baik lagi kepada pelanggan.
e.    Kondisi perekonomian secara global juga harus selalu diantisipasi oleh perusahaan. Kasus perkembangan pesat ekonomi Cina yang mengakibatkan tersedotnya kebutuhan bahan baku ke Cina dan kemampuan Cina memproduksi barang dengan harga yang murah adalah contoh kasus perekonomian global yang harus diantisipasi oleh perusahaan.

2.        Cara Penyelesaian dalam kegagalan perusahaan
Bisnis merupakan usaha yang didalamnya terdapat, kesuksesan dan juga kegagalan. Ada sangat banyak faktor yang membuat bisnis yang sedang Anda jalankan sekarang ini, bisa berakhir dengan kegagalan. Banyak pebisnis yang jatuh bangun dalam menjalankan bisnisnya, namun ada yang berhasil ada juga yang gagal. Akan tetapi hal seperti itu tidak akan terjadi, apabila Anda menjalankan bisnis dengan konsep yang sangat matang. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, karena kegagalan justru bisa membuat Anda semakin kuat dalam menghadapi setiap permasalahan yang terjadi. Ada 4 cara menghadapi kegagalan dalam bisnis, berikut 4 cara tersebut:
·      Berfikir Positif
Berpikir positif ini, tentunya sudah sering kali Anda dengarkan dan juga Anda lakukan. Tetapi, kenapa masih saja belum bisa membuat Anda bisa menghadapi kegagalan.Pikiran yang positif akan membantu Anda terlepas dari berbagai macam permasalahan, dan juga membantu Anda terhindar dari stress. Pada saat Anda menerima kegagalan, cobalah untuk tetap berpikir positif. Dengan tujuan, agar mental Anda akan terlatih dan juga semakin kuat.
·      Mencari tahu penyebab kegagalan
Kegagalan dalam bisnis bukan tanpa sebab, maka dari itu Anda harus mencari tahu penyebab dari kegagalan bisnis Anda. Pada dasarnya, ada dua penyebab yang membuat bisnis Anda mengalami kegagalan. Yang pertama adalah faktor internal, dan yang kedua adalah faktor eksternal. Kedua penyebab ini selalu dihadapi oleh pebisnis, tetapi semuanya akan kembali lagi kepada Anda sendiri. Bagaimana Anda menyikapi dari kedua penyebab itu, apakah akan berdampak buruk atau malah sebaliknya.
·      Mengatasi kegagalan
Setiap permasalahan atau kegagalan, selalu ada solusi untuk menyelesaikannya. Mengatasi kegagalan, bisa Anda pelajari dari setiap kegagalan dalam bisnis yang Anda jalankan. Mengatasi kegagalan, merupakan cara untuk Anda bangkit kembali dan memulai lagi apa yang sudah Anda kerjakan. Anda bisa mengatasi kegagalan Anda dengan berbagai cara dan berbagai tahap, dan semuanya cara tersebut akan sangat berguna untuk mengatasi kegagalan Anda dalam bisnis.
·      Mencari peluang
Setelah Anda sudah mengeatahui dan mengatasi kegagalan Anda dalam bisnis. Maka berikutnya, Anda bisa mencari peluang lain untuk kembali berbisnis. Tidak ada pebisnis yang begitu menjalankan bisnisnya, akan langsung mendapatkan kesuksesan. Karena semuanya melalui sebuah proses, dan nikmatilah proses tersebut.
REORGANISASI PERUSAHAAN
Reorganisasi adalah suatu upaya untuk menjaga perusahaan tetap hidup dengan mengubah struktur modalnya (pemodelan ulang struktur modal). Dalam situasi ekonomi dan bisnis yang tidak menggembirakan perusahaan sering terpaksa harus bertahan dengan apa yang telah ada. Reorganisasi dalam aspek financial dilakukan untuk memperkecil beban finansial yang tetap sifatnya.
v Langkah-langkah reorganisasi:
a)        Menentukan nilai perusahaan
Penilaian yang sering digunakan, dan yang termasuk sederhana, adalah menghitung nilai perusahaan berdasarkan tingkat kapitalisasi.
b)       Menentukan struktur modal yang baru
Struktur modal tersebut bertujuan mengurangi beban tetap (bunga) agar perusahaan bisa beroperasi dengan lebih fleksibel. Untuk mengurangi beban tetap tersebut, total hutang biasanya akan dikurangi. Jika tidak ada lagi harapan bahwa operasi perusahaan akan berhasil, maka likuidasi merupakan alternatif satu-satunya yang mungkin dilakukan oleh perusahaan.

v Reorganisasi dilakukan dengan cara :
ü  Melakukan penghematan biaya. Pengeluaran – pengeluaran yang tidak perlu, ditunda  atau dibatalkan.
ü  Menjual aktiva-aktiva yang tidakdiperlukan.
ü  Divisi (unit bisnis) yang tidakmenguntungkan dihilangkan ataudigabung.
ü  Menunda rencana ekspansi sampaisituasi dinilai telah menguntungkan.
ü  Memanfaatkan kas yang ada, tidakmenambah hutang (kalau dapatdikurangi dari hasil penjualan aktivayang tidak perlu), dan menjagalikuidasi. Dalam jangka pendekmungkin sekali profitabilitasdikorbankan (profitabilitas terpaksa negatif).

v Jenis-jenis reorganisasi dibagi menjadi 3 yaitu :
Reorganisasi portofolio/asset.
Reorganisasi portofolio merupakan kegiatan penyusunan portofolio perusahaan supaya kinerja perusahaan menjadi semakin baik. Yang termasuk ke dalam portofolio perusahaan adalah setiap aset, lini bisnis, divisi, unit usaha atau SBU (Strategic Business Unit), maupun anak perusahaan. 
Reorganisasi modal atau keuangan.
Reorganisasi modal atau keuangan adalah penyusunan ulang komposisi modal perusahaan supaya kinerja keuangan menjadi lebih sehat. Kesehatan perusahaan dapat diukur berdasarkan rasio kesehatan yang antara lain: tingkat efisiensi (efficiency ratio), tingkat efektifitas (effectiveness ratio), profitabilitas (profitability ratio), tingkat likuiditas (liquidity ratio), tingkat perputaran aset (asset turn over), leverage ratio dan market ratio. Selain itu  tingkat kesehatan dapat dilihat dari profil risiko tingkat pengembalian ( risk return profile).
Reorganisasi manajemen/organisasi.
           Reorganisasi  manajemen dan organisasi merupakan penyusunan ulang komposisi manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah managerial dan organisasi. Pada dasarnya setiap perusahaan dapat menerapkan salah satu jenisreorganisasi pada satu saat namun bisa juga melakukan reorganisasi secara keseluruhan karena aktifitas reorganisasi saling terkait. Pada umumnya sebelum melakukan reorganisasi, manajemen perusahaan perlu melakukan penilaian secara komprehensip atas semua permasalahan yang dihadapi perusahaan, langkah tersebut umum disebut sebagai due diligence atau penilaian uji tuntas perusahaan. Hasil penilaian ini sangat berguna untuk melakukan langkah reorganisasi yang perlu dilakukan berdasar skala prioritasnya.

v Alasan-alasam perusahaan melakukan reorganisasi :
Masalah Hukum/desentralisasi
        Undang-undang no.22/1999 dan no.25/1999 telah mendorong korporasi untuk mengkaji ulang cara kerja dan mengevaluasi hubungan kantor pusat, dengan anak-anak perusahaan yang menyebar di seluruh pelosok tanah air. Keinginan Pemerintah Daerah untuk ikut menikmati hasil dari perusahaan-perusahaan yang ada di daerah masing-masing menuntut perusahaan untuk mengkaji ulang seberapa jauh wewenang perlu diberikan kepada pimpinan anak-anak perusahaan supaya bisa memutuskan sendiri bila ada masalah-masalah hukum di daerah.
Masalah Hukum/monopoli
Konsumen dimanjakan dengan semakin banyaknya produsen. Apalagi dalam era perdagangan bebas produsen dari manapun boleh ke Indonesia. Hal ini menuntut perusahaan untuk memenuhi tuntutan konsumen yang antara lain menyangkut kenyamanan (convenience), kecepatan pelayanan (speed), ketersediaan produk (conformity), dan nilai tambah yang dirasakan oleh konsumen (added value). Tuntutan tersebut bisa dipenuhi bila perusahaan paling tidak mengubah cara kerja, pembagian tugas, dan sistem dalam perusahaan supaya mendukung pemenuhan tuntutan tersebut.
Hubungan holding-anak perusahaan
          Korporasi yang masih kecil dapat menerapkan operating holding system, dimana induk dapat terjun ke dalam keputusan-keputusan operasional anak perusahaan. Semakin besar ukuran korporasi, holding perlu bergeser dan berlaku sebagai supporting holding, yang hanya mengambil keputusan-keputusan penting dalam rangka mendukung anak-anak perusahaan supaya berkinerja baik. Semakin besar ukuran korporasi, induk harus rela bertindak sebagai investment holding, yang tidak ikut dalam aktifitas tetapi semata-mata bertindak sebagai pemilik  anak-anak perusahaan, menyuntik ekuitas dan pinjaman, dan pada akhir tahun meminta anak-anak perusahaan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya dan menyetor dividen.

Comments

Popular posts from this blog

MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL

MANAJEMEN KEUANGAN II "MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL ” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan II semester empat pada Program Studi S1 Manajemen Disusun oleh : 1.       Rita Zahara                (5130015044) 2.       Choirus Sa’adah       (5130015046) 3.       YustinWulandari       (5130015049) Dosen Pembimbing : Ninnasi Muttaqiin,S.M.B.MSM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA TAHUN 2016 MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL Perusahaan multinasional awalnya adalah perusahaan domestic, dengan tingkat pertumbuhannya yang semakin tinggi, peluang pasar yang dihadapi semakin besar, maka perusahaan akan melakukan ekspansi ke negara lain atau go internasional. Motivasi perusahaan go international meliputi: 1.              Memperluas pasar 2.              Penggunaan bahan baku dari negara asing, 3.              Untuk mempertahankan ke

Pembiayaan Saham Biasa

MANAJEMEN KEUANGAN II “Pembiayaan Saham Biasa” Dosen Pengampu Mata Kuliah Ninnasi Muttaqiin, S.M.B., M.SM. Disusun Oleh: KELOMPOK I RITA ZAHARA                                    (5130015044) CHOIRUS SA’ADAH                            (5130015046) MOH. AFIUDIN                                    (5130015047) ABDUL HARIS PRASETYO                (5130015048) YUSTIN WULANDARI                       (5130015049) MOH. BAYU FIRSDAUS NUZULA       (5130015033) PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2017 PEMBIAYAAN DENGAN SAHAM BIASA Surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau sekuritas, salah satunya yaitu saham. Saham dapat didefinisikan  tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik pe