MANAJEMEN KEUANGAN II
"MANAJEMEN
KEUANGAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL
”
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan II semester empat pada
Program Studi S1 Manajemen
Disusun oleh :
1.
Rita Zahara (5130015044)
2.
Choirus Sa’adah (5130015046)
3.
YustinWulandari (5130015049)
Dosen Pembimbing :
Ninnasi Muttaqiin,S.M.B.MSM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN 2016
MANAJEMEN
KEUANGAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Perusahaan multinasional awalnya adalah
perusahaan domestic, dengan tingkat pertumbuhannya yang semakin tinggi, peluang
pasar yang dihadapi semakin besar, maka perusahaan akan melakukan ekspansi ke
negara lain atau go internasional. Motivasi perusahaan go international
meliputi:
1.
Memperluas
pasar
2.
Penggunaan
bahan baku dari negara asing,
3.
Untuk
mempertahankan kelangsungan suplai bahan baku dari berbagai Negara,
4.
Penggunaan
teknologi asing
5.
Peningkatan
efisiensi produksi
6.
Menghindari
hambatan politik dan peraturan pemerintah
7.
Fluktuisasi
foreign exchange market
8.
Diversifikasi
international
Perbedaan manajemen keuangan
multinasional dengan manajemen keuangan domestic terletak pada skup bisnis yang
dilaksanakan. Perbedaan tersebut menjadi inti munculnya kondisi-kondisi yang
tidak terdapat pada manajemen keuangan domestic seperti:
1.
Perbedaan
denominasi mata uang. Aliran kas dari anak perusahaan di berbagai negara
terdiri atas mata uang yang berbeda. Dengan demikian analisis nilai tukar dan
pengaruh perubahan nilai mata uang harus diperhatikan
2.
Ramifikasi
legal dan ekonomi, setiap negara dimana perusahan beroperasi mempunyai
institusi ekonomi dan politik yang berbeda, dan perbedaan ini menimbulkan
masalah yang serius bagi holding company.
3.
Perbedaan
bahasa, kemampuan berbahasa yang baik memungkinkan untuk melakukan penetrasi
pasar dengan mudah
4.
Perbedaan
budaya, perusahaan multinasional harus mempertimbangkan faktor budaya terutama
dalam penentuan tujuan, ketenaga kerjaan, dan kemampuannya untuk memperoleh
profit yang wajar.
5.
Peranan
pemerintah, memilki peran dalam menciptakan aturan dasar dan partisipasi yang
minim. Kondisi seperti ini mudah dijumpai di beberapa negara maju, tetapi
dibanyak negara berkembang peran pemerintah begitu besar dalam transaksi
international.
6.
Risiko
politik, adalah kumungkinan bahwa perusahaan multinasional diambil alih oleh
negara dimana perusahaan itu berada.
Perdagangan foreign exchange pada nilai
tukar mata uang selain memiliki kuotasi langsung dan tidak langsung, dalam
perdagangannya memiliki harga (rate) yaitu spot rate dan forward rate. Dimana
spot rate merupakan besarnya nilai tukar dengan penyerahan segera dan forward
rate menunjukan besarnya nilai tukar yang disepakati sekarang dimana
transaksinya akan dilakukan pada tanggal tertentu.
1.
Penganggaran
modal perusahaan multinasional pada dasarnya sama dengan perusahaan domestic.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penganggaran modal perusahaan
multinasional adalah:
2.
Estimasi
aliran kas, perusahaan multinasional memiliki anak perusahaan atau subsidiary
di berbagai negara. Masing-masing subsdiary memiliki memililki pembukuuan yang
terpisah dengan induknya uang didenominasi dengan mata uang negara dimana
negara subsidiariesnya berada.
3.
Konversi
nilai mata uang induk perusahaan. Aliran kas yang dibawa pulang ke induknya
harus dikonversikan dalam mata uang induk perusahaan.
4.
Pajak
ganda. Beberapa negara melarang adanya aliran kas besar-besaran ke negara lain.
5.
Penentuan
discount rate yang tepat akan lebih sulit bagi perusahaan multinasional.
Penentuan cost of capital untuk investasi di negara lain mungkin berbeda dengan
cost of capital didalam negeri,karena risiko investasiyang dihadapi lebih
tinggi.
6.
Manajemen
modal kerja perusahan multinasional perusahaan multinasional pada prinsipnya
sama dengan perusahan domestik, secara umum memilki tujuan:
7.
Mempercepat
pengumpulan piutang dan memperlambat pembayaran kewajiban jangka pendek,
sehingga diperoleh net float yang maksimum.
8.
Mengalokasikan
dana secara optimal dari bagian yang kurang membutuhkan ke bagian yang
membutuhkan.
9.
Memperoleh
profit yang maksimum untuk investasi kelebihan dana jangka pendek.
Permasalahan manajemen modal kerja
perusahaan multinasional meliputi 1) manajemen kas yang dihadapi berkaitan
dengan adanya perturan dari negara perusahaan subsidiraiesnya tentang batasan
dana yang dapat di transfer ke perusahan induk dn batasan dana yang
dipergunakan untuk membeli bahan baku atauperalatan ke negara dimana perusahaan
induk berada. 2) Manajemen piutang dimana adanya risiko nilai tukar terutama
berkaitan dengan melemahnya nilai tukar mata uang yang mendenominasi penjualan
kredit yang telah dilakukan. 3) manajemen persediaan berkaitan tentang lokasi
secara geografis berbeda
TUJUAN
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Dalam era pasar bebas, akan
semakin banyak perusahaan- perusahaan asing yang beroprasi di pasar domestik.
Demikian sebaliknya, perusahaan domestik akan berusaha memasuki pasar asing
untuk beroprasi. Perdagangan internasional biasanya merupakan tahap awal dari
ooperasi internasional yang lainnya seperti usaha patungan, penanaman modal
asing dan sistem lisinsi. Jenis perusahaan yang digunakan untuk melakukan
transaksi internasional tersebut adalah Perusahaan Multi Nasional (multinational
corporation).
Perusahaan multinasional
merupakan aktor utama dalam panggung bisnis internasional.Jenis perusahaan ini
pada saat sekarang memegang peranan penting untuk sebagian besar
transaksi.
Perusahaan multinasional PMN
mengacu pada multinational corporation atau MNC
menurut W. F. Schoel et. al. (1993) adalah sebuah perusahaan yang
berbasis di satu negara (disebut negara induk) dan memiliki kegiatan produksi
dan pemasaran di satu atau lebih negara asing (negara tuan rumah).
Menurut Kamus Ekonomi, perusahaan multinasional adalah
“sebuah perusahaan yang wilayah operasinya meliputi sejumlah negara dan
memiliki fasilitas produksi dan pelayanan diluar negaranya sendiri
(winardi, 1982). Perusahaan multinasional tersebut mengambil keputusan pokoknya
dalam suatu konteks global dengan negara-negara tempat perusahaan tersebut
bekerja.Pertumbuhan perusahaan-perusahaan multinasional yang cepaat serta
memungkinkan bahwa dapat timbul konflik-konflik antara kepentingan perusahaan
dengan kepentingan negara individual tempat mereka beroprasi telah menimbulkan
macam-macam perdebatan antara para ahli ekonomi paada tahun-tahun belakangan
ini.
Mengambil pendapat Prof.
Perlmuter, perusahaan multinasional adalah “sekelompok perusahaan yang
mempunyai kendali operasi langsung di berbagai negara yang berbeda yang
mempunyai kecendrungan dan mengarah kepeda pandangan global akan penguasaan
perusahaan secara geosentris
Alasan kenapa
MNC muncul mungkin sangat banyak sekali, tapi secara umum disebabkan karena
adanya perbedaan biaya produksi pada setiap negara yang bisa dimanfaatkan
secara efisien untuk mengambil keuntungan dari perbedaan biaya tersebut.
Misalnya :
Negara Indonesia tenaga kerjanya murah, maka oleh perusahaan MNC negara
Indonesia bisa dijadikan MNC Cabang dikarenakan hal tersebut, dimana selisih
dari biaya produksi tersebut merupakan keuntingan dari MNC.
Dalam
era sekarang ini, perusahaan dituntut biasa mengembangkan bisnisnya tidak hanya
di tingkat domestik, tetapi juga tingkat global.Dan diharapkan juga untuk bisa
memaksimalisasi sumber daya yang dimiliki.Tujuannya ya seperti biasa, yaitu
untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.
Tujuan
umum suatu perusahaan multinasional adalah memaksimalkan kekayaan pemegang
saham.Meskipun demikian beberapa MNC ada yang cenderung lebih fokus untuk
memuaskan tujuan pemerintah, bank, atau karyawanya dibanding dengan
memaksimalkan kekayaan pemegang saham saja.
Ada 3
motif berdirinya perusahaan multinasional, yaitu:
1.
Bermotif memperluas usahanya dalam rangka
mencari bahan baku (raw material seker) dan menjual produknya keluar negeri,
bahkan pemerintah tidak tahu berapa banyak dan apa saja yang dihasilkan oleh
perusahaan asing tersebut. (Seperti: PT Freeport (timah dan emas) di Irian
Jaya, PT Caltex (minyak) di Riau, PT Port Newman (minyak) di Batu Binjai NTB
dll.
2.
Bermotif mencari pasar (market seeker).
Setelah
terpenuhinya pasar dalam negara tersebut, perusahaan multinasional ini berusaha
mencari pasar-pasar baru untuk memasarkan produknya.Hal ini dapat memperluas
jangkauan pemasaran barang tersebut.
3) Bermotif menimumkan biaya (cost minimazer) dan
memaksimalkan sumber daya, Seperti: Keringanan pajak, tenaga kerja murah, harga
tanah murah, biaya pengolahan limbah dengan syarat ringan, menghindari adanya
batasan kuota dinegaranya, dan pelayanan purna jual cepat.
TEORI BISNIS
INTERNASIONAL
Dalam
ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.Secara historis
kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti
"sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat.Dalam
artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Pengertian
Bisnis Internasional adalah bisnis yang kegiatan-kegiatannya melewati
batas-batas negara. Definisi ini tidak hanya termasuk perdagangan internasional
dan pemanufakturan di luar negeri, tetapi juga industri jasa yang berkembang di
bidang- bidang seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan,
konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan besar dan komunikasi massa.
Lainnya
:
a.
Bisnis Luar Negeri adalah berarti
operasi-operasi domestik di dalam sebuah negara asing.
b.
Perusahaan Multidomestik adalah Sebuah
organisasi dengan cabang di banyak negara, merumuskan strategi bisnisnya
sendiri berdasarkan perbedaan-perbedaan dasar yang dipahami.
c.
Perusahaan Global adalah sebuah organisasi
yang berupaya untuk membakukan dan memadukan operasi-operasi di seluruh dunia
dalam semua bidang fungsional
d.
Perusahaan Internasional adalah merujuk
kepada baik perusahaan-perusahaan global maupun multidomestik.
Pengertian
Bisnis Internasional menurut Ball ,McCulloch,Frantz,Geringer,Minor(2006) =
Bisnis yang kegiatannya melampaui batas Negara. Definisi tersebut mencakup
perdagangan internasional.pemanufakturan diluar negeri juga industri jasa
diberbagai bidang seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan,
konstruksi,perdagangan eceran, perdagangan besar dan komunikasi massa.
Pengertian
Bisnis Internasional menurut Charles WH Hill (2008) = Perusahaan yang terlibat
dalam perdagangan maupun investasi internasional. Pengertian Bisnis
Internasional menurut Daniels, Radebaugh & Sullivan (2004) = Semua
transaksi komersial baik oleh swasta maupun pemerintah diantara 2 negara atau
lebih
Karakteristik
yang membedakan bisnis internasional dan domestik adalah bisnis internasional
melibatkan aktivitas yang melintas batas, Hal ini berarti menjalankan bisnis
internasional lebih rumit karena
·
Negara-negara mempunyai ciri khas
·
Masalah yang dihadapi lebih complex
·
Bisnis Internasional harus mampu bekerja
dengan berbagai kendala perdagangan dan investasi yang ditetapkan suatu
pemerintah
·
Transaksi internasional melibatkan perubahan
mata uang.
·
Implikasinya : segala hal antar batas harus
dipertimbangkan dalam semua keputusan dan aktivitas yang dijalankan perusahaan
multinasional.
Kalsifikasi
bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam menghasilkan keuntungan
adalah sebagai berikut:
·
Manufaktur adalah bisnis yang memproduksi
produk yang berasal dari barang mentah atau komponen-komponen, kemudian dijual
untuk mendapatkan keuntungan. Contohnya perusahaan yang memproduksi barang
fisik seperti mobil atau pipa.
·
Bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan
barang intangible (tak berwujud), dan mendapatkan keuntungan dengan cara
meminta bayaran atas jasa yang mereka berikan. Contohnya adalah konsultan dan
psikolog.
·
Pengecer dan distributor adalah pihak yang
berperan sebagai perantara barang antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan
toko dan perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor atau
pengecer.
·
Bisnis pertanian dan pertambangan adalah
bisnis yang memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral
tambang.
·
Bisnis finansial adalah bisnis yang
mendapatkan keuntungan dari investasi dan pengelolaan modal.
·
Bisnis informasi adalah bisnis menghasilkan
keuntungan terutama dari penjualan-kembali properti intelektual (intelellectual
property).
·
Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan
jasa untuk publik, seperti listrik dan air yang biasanya didanai oleh
pemerintah.
·
Bisnis real estate adalah bisnis yang
menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan
properti, rumah, dan bangunan.
·
Bisnis transportasi adalah bisnis yang
mendapatkan keuntungan dengan cara mengantarkan barang atau individu dari
sebuah lokasi ke lokasi yang lain.
PASAR VALUTA
ASING DAN NILAI TUKAR
Pasar Valuta Asing atau yang biasa disebut Valas, adalah pertukaran uang dari nilai
mata uang yang berbeda.Valuta asing merupakan suatu mekanisme di mana orang
dapat mentransfer daya beli antarnegara, memperoleh atau menyediakan kredit
untuk transaksi perdagangan internasioanal, dan meminimalkan kemungkinan resiko
kerugian (exposure of risk) akibat terjadinya fluktuasi kurs suatu mata uang.
Fungsi
Pasar Valuta Asing adalah :
1. Transfer Daya Beli (Transfer of Purchasing Power)
Dalam perdagangan internasional hal ini sangatlah
diperlukan, karena pada dasarnya untuk menjual atau membeli sebuah barang di
luar negeri kita harus menggunakan mata uang yang berlaku di tempat tinggal
atau negara suatu pihak.
2. Penyediaan Kredit
Pengiriman barang antar negara dalam perdagangan
internasional membutuhkan waktu, oleh karena itu haru ada suatu cara untuk
membiayai barang-barang dalam perjalanan pengiriman tersebut termasuk setelah
barang sampai ke tempat tujuan yang basanya memerlukan beberapa waktu untuk
membiayai barang-barang dalam perjalanan pengiriman tersebut termasuk setelah
barang sampai ke tujuan yang biasanya memerlukan beberapa waktu untuk kemudian
dijual kepada pembeli.
3. Mengurangi Resiko
Valas
Importir menghindari kemungkinan resiko yang tidak
diperkirakan seperti perubahan kurs saat transaksi.Melalui sistem ini
diharapkan untuk tidak memberikan dampak buruk terhadap besarnya keuntungan
yang telah diperkirakan.
Ada beberapa tujuan dalam melakukan transaksi
valas, diantaranya adalah (a.)Untuk mempertahankan daya beli.(b.) Sebagai
transaksi pembayaran (c.)Pengiriman ke luar negeri (d.) Mencari keuntungan
Jenis Transaksi
Valuta Asing
Ada
beberapa jenis Jenis-jenis transaksi valuta asing yang terjadi di pasar valas,
yaitu spot, forward, dan swap (Hanafi :2004)
1. Transaction Spot (transaksi spot)
Transaksi
spot merupakan transaksi valuta asing dengan penyerahan dan pembayaran saat itu
juga, meskipun dalam praktek transaksi spot akan diselesaikan pada dua hari
kerja berikutnya. Misalnya kontrak jual beli suatu mata uang spot dilakukan
atau ditutup pada tanggal 10 agustus 2007, penyerahan dan penyelesaian kontrak
tersebut dilakukan pada tanggal 12 agustus 2007, apabila tanggal 12 agustus
2007 tersebut kebetulan hari libur atau hari sabtu maka penyelesaiannya adalah
pada hari kerja berikutnya dan penyelesaian transaksi seperti ini disebut value
date. Penyerahan dana dalam transaksi spot pada dasarnya dapat dilakukan dalam
beberapa cara berikut ini (Kuncoro : 2001) :
a. Cash, yaitu penyerahan dana dilakukan pada tanggal (hari)
yang sama dengan tanggal (hari) diadakannya transaksi (kontrak).
b. Tom (kependekan dari tomorrow), yaitu penyerahan dana
dilakukan pada hari kerja berikutnya atau hari kerja setelah diadakannya
kontrak.
c. Spot, yaitu penyerahan dilakukan dua hari kerja setelah
tanggal transaksi.
2. Forward Transaction (Transaksi berjangka)
Transaksi forward merupakan transaksi valuta asing dengan
penyerahan pada beberapa waktu mendatang sejumlah mata uang tertentu
berdasarkan sejumlah mata uang tertentu yang lain. Kurs dalam transaksi forward
ditentukan di muka sedangkan penyerahan dan pembayaran dilakukan beberapa waktu
mendatang pada saat kontrak jatuh tempo.
Transaksi forward ini biasanya sering digunakan untuk
tujuan hedging dan spekulasi. Hedging atau pemagaran resiko yaitu transaksi
yang dilakukan semata-mata untuk menghindari resiko kerugian akibat terjadinya
perubahan kurs.
3. Swap Transaction (Transaksi Swap)
Yaitu transaksi pembelian dan penjualan bersamaan
sejumlah tertentu mata uang dengan 2 tanggal valuta (penyerahan) yang berbeda.
Pembelian dan penjualan mata uang tersebut dilakukan pada bank lain yang sama.
Jenis transaksi swap yang umum adalah spot terhadap forward. Dealer membeli
suatu mata uang dengan transaksi spot dan secara simultan menjual kembali
jumlah yang sama kepada bank lain yang sama dengan kontrak forward. Karena itu dilakukan
sebagai suatu transaksi tunggal dengan bank lain yang sama, dealer tidak akan
menghadapi resiko valas yang tidak diperkirakan.
4. Option Transaction (Transaksi Opsi)
Transaksi Opsi merupakan kontrak untuk memperoleh hak
dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas
sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu tertentu.
PARITAS DAYA
BELI
Keseimbangan
kemampuan berbelanja, kadang-kadang juga disebut paritas daya beli (bahasa
Inggris: purchasing power parity - PPP) dalam ilmu ekonomi adalah sebuah metode
yang digunakan untuk menghitung sebuah alternatif nilai tukar antar mata uang
dari dua negara. PPP mengukur berapa banyak sebuah mata uang dapat membeli
dalam pengukuran internasional (biasanya dolar), karena barang dan jasa
memiliki harga berbeda di beberapa negara.
Paritas
daya beli menekankan hubungan jangka panjang antara kurs valas dengan
harga-harga komoditi secara relatif (Mudrajat Kuncoro, 2001).
Sebuah pendekatan atau model hubungan nilai
tukar yang lebih sesuai atau relevan di dalam jangka panjang daripada di dalam
jangka pendek adalah purchasing power parity (PPP) theory.Dimana teori absolut
dari paritas daya beli tersebut menyatakan bahwa nilai tukar diantara dua mata
uang secara sederhana adalah rasio dari tingkat harga umum pada kedua negara
tersebut. Teori ini mengacu kepada hukum “the law of one price” dimana sebuah
komoditi yang sama seharusnya memiliki harga yang sama pada kedua negara jika
dinyatakan dalam mata uang yang sama (Dominick Salvatore, 1995).
Pada
prinsipnya teori paritas daya beli menganalisis begaimana hubungan antara
perubahan dan perbedaan tingkat inflasi dengan fluktuasi kurs valas. Dimana
penjelasan dari teori paritas daya beli ini didasarkan pada hukum yang
menyatakan bahwa harga produk yang sejenis di dua negara yang berbeda akan sama
pula jika dinilai dalam currency atau mata uang yang sama, khususnya produk
yang tradeable (Hamdy Hady, 2008).
Namun,
dalam kenyataannya sering terbukti bahwa kurs valas atau forex rate yang
diperhitungkan berdasarkan teori paritas daya beli absolut tersebut tidak
sesuai dengan kurs valas yang ditetapkan oleh pemerintah.Dalam hal demikian
telah terjadi over valuation atau under valuation (Hamdy Hady, 2008).
Akan
tetapi teori paritas daya beli absolut ini tidak realistis karena tidak
memperhitungkan biaya tarif, transpor, dan kuota. Oleh karena itu, muncul teori
paritas daya beli relatif yang menyatakan bahwa harga suatu produk yang sama
akan tetap berbeda karena ketidaksempurnaan pasar yang disebabkan oleh faktor
biaya tarif, transpor, dan kuota. Menurut versi paritas daya beli relatif, kurs
valas atau forex rate akan berubah untuk dapat mempertahankan purchasing power
(Hamdy Hady, 2008).
PENGANGGARAN
MODAL INTERNASIONAL
Capital
Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka
panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi
Capital Budgeting “Capital Budgeting is the Process of evaluating and selecting
long-term invesments consistents with the firm’s goal of owner wealth
maximization”. Investasi juga berarti pengeluaran pada saat ini dan hasil yang
diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahun
mendatang. Definisi Capital Budgeting adalah sebagai berikut: “Capital
Budgeting involves the entire process of planning whose returns are expected to
extend beyond one year”.
Sebagai
konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa dan
menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi
tersebut sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa
yang akan datang, sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi
terhadap situasi yang paling mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi
internal maupun eksternal perusahaan. Investasi tersebut harus dihitung sesuai
dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang paling tepat
untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes,
fixed assets may become obselete or may require an overhaul; at these points,
too, financial decisions may be required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai
alternatif atau variasi untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa
penambahan aset tetap seperti tanah, mesin dan peralatan.Aset tersebut
merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber pendapatan yang potensial
dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.Capital budgeting dan keputusan
keuangan diperlakukan secara terpisah.Bila investasi yang diajukan telah
ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan
yang paling baik.
1. Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran
kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang.
2. Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran
aktiva tetap
3. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses
menyeluruh menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam
anggaran modal.
4. Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan
menentukan alternatif penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi
perusahaan untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun.
Pentingnya
Penggangaran Modal
1.
Keputusan penggaran modal akan berpengaruh
pada jangka waktu yang lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
2.
Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan
ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva.
3.
Pengeluaran modal sangatlah penting
FACTOR YANG
MEMPENGARUHI PENGANGGARAN MODAL
MULTINASIONAL
Ada berbagai factor yang dapat memengaruhi
analisis penggangaran modal, seperti:
Inflasi
: pada beberapa Negara, inflasi mungkin sangat berfluktuasi dari tahun ke tahun
karenanya dapat sangat memengaruhi arus kas bersih suatu proyek. Karena inflasi
hanya salah satu dari beberapa factor yang memengaruhi kurs, maka tidak ada
jaminan bahwa suatu mata uang akan terdepresiasi saat saat tingkat inflasi
setempat relative tinggi.
Fluktuasi
kurs : perusahaan mengetahui bahwa umumnya kurs akan berubah seiring waktu,
tetapi perusahaan tidak mengetahui berapa perubahan kurs di masa mendatang.
Meskipun kesulitan untuk memprediksi kurs, telah diketahui analisis
penganggaran modal muntinasional paling tidak dapat memasukkan scenario lain
untuk perubahan kurs, seperti scenario pesimis dan scenario optimis. Oleh
karena itu, MNC dapat mengestimasi ulang NPV proyek berdasarkan scenario
devaluasi tertentu yang diperkirakan mungkin terjadi. Jika berdasarkan scenario
devaluasi proyek tetap memungkinkan untuk dilakukan, maka MNC akan merasa lebih
pasti untuk melakukan proyek tersebut.
Pembatasan
pengiriman dana : pada beberapa kasus, pemerintah setempat mungkin memblokir
dana yang akan dikirim anak perusahaan untuk induk perusahaan. Beberapa Negara
mengharuskan laba yang dihasilkan anak perusahaan diinvestasikan kembali di
Negara tersebut selama paling tidak tiga tahun sebelum dikirim ke luar negeri.
Insentif pemerintah setempat : proyek asing
yang diusulkan olh MNC dapat memiliki dampak menguntungkan bagi kondisi
perekonomian Negara setempat dan karenanya sering kali didukung oleh pemerintah
setempat. Insentif yang ditawarkan pemerintah setempat harus dipertimbangkan
dalam analisis penganggaran modal. Jika pemerintah memberi subsidi saat awal
pendirian anak perusahaan, maka investasi awal MNC akan berkurang.
Dampak
proyek terhadap arus kas berjalan : sejauh ini, pada contoh yang diberikan,
diasumsikan bahwa proyek baru tidak memiliki dampak terhadap arus kas berjalan.
Namun kenyataannya, proyek baru sering kali memengaruhi arus kas berjalan.
RESIKO DALAM
ANALISIS PROYEK
Manajemen
risiko pada proyek meliputi langkah memahami dan mengidentifikasi masalah
potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi, memonitoring dan menangani
risiko. Manajemen risiko yang proaktif artinya
menjawab bagaimana orang secara aktif berusaha mengurangi risiko serta
memperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan pelaksanaan proyek.
Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan
suatu kejadian dan akiat dari kejadian tersebut dengan tidak menutup
kemungkinan bahwa ada lebih dari satu akibat yang mungkin terjadi untuk satu
kejadian tertentu.Pada umumnya risiko dipandang daru perspektif negatif,
seperti kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya.Hal-hal
tersebut pada prinsipnya merupakan bentuk ketidak pastian yang mestinya
dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi
organisasi.
Per definisi risiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara
matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
Risk exposure = risk likelihood x risk impact
Risk likelihood adalah probabilitas
terjadinya suatu peristiwa yang dikuantifisir menjadi angka probabilitas, risk
impact adalah dampak dari peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan satuan
moneter misalnya rupiah, sedang tingkat kepentingan risiko disebut risk
exposure, yang dalam analisis biaya-manfaat akan mencerminkan besarnya biaya.
Risk exposure inilah yang nantinya akan diperbandiongkan dengan risk exposure
suatu pekerjaan lainnya dan menjadi
acuan bagi orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.
Jenis-Jenis Resiko
Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4 jenis risiko yang selama ini sudah dikenal orang, yakni:
1. Resiko Operasional, yakni risiko yang berhubungan dengan
operasional organisasi, antra lain misalnya risiko yang mencakup sistem
organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia.
2. Resiko Finansial, yakni resiko yang berdampak pada
kinerja keuangan organisasi seperti kejadian resiko akibat dari fluktuasi mata
uang, tingkt suku bunga termasuk resiko pemeberian kredit, likuiditas da
kondisi pasar.
3. Hazard Risk, yaitu risiko yang terkait dengan kecelakaan
fisik seperti kerusakan karena kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik dll
4. Risiko stratejik, yaitu risiko yang ada hubungannya
dengan strategi perusahaan, politik, ekonomi, hukum. Risiko ini juga terkait
dengan reputasi kepemimpinan organisasi dan perubahan selera pelanggan.
Manajemen Resiko
Proyek
Secara
umum, tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau meminimisasi
pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui
penghindaran risiko atau persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan
risiko tersebut.Dalam manajemen proyek risiko proyek adalah suatu peristiwa
atau kondisi yang tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau
bisa juga negatif pada tujuan proyek. Suatu risiko mempunyai sebab dan bila
terjadi akan membawa dampak, oleh karena itu risiko dapat dinyatakan sebagai
fungsi dari kemungkinan dan dampak.
Lebih jauh, dalam konteks manajemen proyek,
manajemen resiko proyek dipahami sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi,
menganalisis dan merespon resiko selama umur proyek dan tetap menjamin
tercapainya tujuan proyek. Manajemen resiko proyek yang baik akanmampu
memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara signifikan. Bagaimanapun,
manajemen resiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif dalam hal
memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan
estimasi biaya yang baik.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko proyek
yakni:
1. Identifikasi, analisis dan penilaian risiko di awal
proyek secara sistematis serta mengembangkan rencana untuk mengantisipasi
risiko.
2. Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling
sesuai untuk mengelola risiko
3. Memastikan bahwa biaya penanganan risiko adalah cukup
kecil dibanding nilai proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan untuk
mengurangi dampak negatif dari suatu risiko realatif lebih rendah atau sama
dengan besaran manfaat dari terhindarnya/ berkurangnya risiko tersebut.
Ketidakpastian
Resiko
Pengambilan keputusan secara umum bisa masuk
ke dalam tiga kategori, yaitu
1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti. Yang dimaksud
di sini adalah bahwa dalam kondisi pasti, artinya semua informasi tentang suatu
peristiwa dapat ditentukan dengan pasti sehingga hasil setiap keputusan dapat
diketahui dengan pasti pula. Perbandingan dari berbagai alternatif keputusan
dapat dilakukan secara langsung karena semua informasi terkait alternatif
keputusan dapat diketahui dengan pasti
2. Pengambilan keputusan di bawah risiko. Artinya bahwa bahwa keputusan diambil dengan kondisi
tersedianya informasi yang pasti tentang
kemungkinan dan dampak sehingga nilai harapan dapat diketahui.
3. Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian. Artinya
keputusan diambil dengan kondisi dimana informasi tentang kemungkinan dan
dampak tidak dapat diperoleh sehingga orang tidak dapat memperkirakan apapun
tntang kemungkinan-keumngkinan.
Proses Manajemen
Risiko
Proses manajemen risiko memberikan gambaran
kepada kita bahwa untuk mengelola risiko ada beberapa tahapan yakni:
1. Perencanaan Manajemen Resiko.
Perencanaan meliputi langkah memutuskan
bagaimana mendekati dan merencanakan kegiatan manajemen risiko untuk sebuah
proyek. Dengan mempertimbangkan lingkup proyek, rencana manajemen proyek,
faktor lingkungan perusahaan, maka tim proyek dapat mendiskusikan dan
menganalisis aktivitas manajemen risiko untuk proyek-proyek tertentu.
Untuk membuat perencanan manajemen risiko,
ada bebrapa hal yang diperlukan yakni 1) Project Charter, yakni dokumen yang
dikeluarkan oleh manajemen senior yang secara formal menyatakan adanya suatu
proyek.Dokumen ini memberi otorisasi kepada manajer proyek untuk menggunakan
sumberdaya organisasi untuk melaksanakan aktivitas proyek. 2) Kebijakan
manajemen risiko, 3) Susunan peran dan tanggung jawab 4) Toleransi stakeholder
terhadap risiko 5) Tamplate untuk rencana manajemen risiko organisasi 6) Work
Breakdown Structure (WBS)
Output
dari perencanaan manajemen risiko adalah Risk Management Plan yang berisi:
Metodologi yang menguraikan definisi alat,
pendekatan, sumber data yang mungkin digunakan dalam manajemen risiko proyek
tertentu.Peran dan Tanggung Jawab yang menguraikan tanggung jawab dan peran utama
serta pendukung berikut keanggotaan tim manajemen risiko untuk setiap tindakan.
Budget yang berisi rencana anggaran untuk manajemen risiko proyek
Waktu yang berisi rencana waktu pelaksanaan
proses manajemen risiko di sepanjang siklus proyek. Scoring dan Intepretasi
yang menguraikan metode skoring dan intepretasi yang sesuai tipe dan waktu
analisis risiko kualitatif maupun kuantitatif.
2. Identifikasi Resiko
Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi risiko dimulai dengan
memahami apa sebenarnya yang disebut sebagai risiko. Berikutnya adalah
pendefinisian risiko yang mungkin mempengaruhi tingkat keberhasilan proyek dan
mendokumentasikan karakteristik dari tiap-tiap risiko dengan melakukan Hasil
utama dari langkah ini adalah risk register.
Identifikasi
risiko dapat dilakukan dengan analisis sumber risiko dan analisis masalah
Analisis sumber risiko yaitu analisis risiko dengan melihat darimana risiko
berasal.Ada tiga sumber risiko yang sudah banyak dikenal yakni Risiko internal
yakni risiko yang bersumber dari internal organisasi yang dapat dikategorikan
dalam non technical risk (manusia, material, keuangan) dan technical risk
(disain, konstruksi dan operasi). Analisis masalah adalah analisis risiko yang terkait dengan kekawatiran/ rasa
khawatir.
Untuk
dapat mengidentifikasi risiko setidaknya ada empat metode yang digunakan, yakni
1) Identifikasi risiko berdasarkan tujuan
Yaitu risiko diidentifikasi berdasarkan sejauh mana suatu peristiwa
dapat membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau secara keseluruhan
pekerjaan proyek. 2) Identifikasi Risiko berdasarkan Skenario.Yakni risiko
diidentifikasi berdasarkan skenario yang dibuat berdasarkan perkiraan
terjadinya sebuah peristiwa. 3) Identifikasi risiko berdasarkan Taksonomi.
Yakni risiko dibreakdown berdasarkan sumber risiko dengan menggunakan
pengetahuan praktik yang ada melalui daftar pertanyaan yang telah disusun yang
jawabannya akan menunjukkan risiko yang ada. 4) Common risk check. Yakni risiko
yang sudah biasa terjadi didaftar dan dilakukan pemilihan mana risiko yang
sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan.
3. Analisis Risiko Kualitatif
Analisis kualitatif salam manajemen risiko adalah proses menilai dampak
dan kemungkinan risko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun
risiko berdasarkan dampaknya terhadap tujuan proyek. Analisis ini merupakan
cara prioritisasi risiko sehingga membentuk gambaran risiko yang harus mendapat
perhatian khusus dan cara merespon risiko tersebut seandainya terjadi.
4. Analisis Risiko Kuantitatif
Analisis
risiko secara kuantitatif merupakan metode untuk mengidentifikasi risiko
kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi besarnya kerugian.Analisis ini
dilakukan dengan mengaplikasikan formula matematis yang dikaitkan dengan nilai
finansial.Secara matematis penghitungan risiko dilajkukan dengan mengalikan
tingkat kemungkinan kejadian dengan dampak yang ditimbulkan. Hasil analisis ini
dapat digunakan untuk mengambil langkah strategis dalam mengatasi risiko yang
teridentifikasi..Meskipun analisis kuantitatif ini menggunakan pendekatan
matematis, namun pada prinsipnya analsisi ini merupakan tindak lanjut yang
mengikuti hasil analisis kualitatif.Kesulitan utama dalam analisis risiko
kuantitatif adalah pada saat menentukan tingkat kemungkinan karena data-data
statistik belum tentu tersedia untuk semua peristiwa.
5. Penanganan Risiko
Penangan risiko diartikan sebagai proses yang dilakukan
untuk meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat
diterima. Sacra kuantitatif, upaya meminimalisasi risiko dilakukan dengan
menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada turunnya angka hasil ukur yang
diperoleh dari analisis risiko. Meskipun dalam penanganan risiko dapat
dilakukan dengan satu atau lebih cara yang diaplikasikan secara bersamaan atau
simultan misalnya mengurangi risiko sekaligus mengalihkan risiko, namun secara
umum, teknik yang digunakan untuk menangani risiko dikelompokkan menjadi
beberapa kategori, yaitu 1) Menghindari risiko yakni dengan tidak melakukan
aktivitas yang beresiko dan memilih melakukan kegiatan yang tidak memiliki
risiko. 2) Mitigasi/ Reduksi/ Mengurangi risiko yakni dengan melakukan tindakan
untuk mengurangi peluang terjadinya peristiwa yang tidak diharap. Misalnya
dengan memilih orang-orang yang kompeten untuk dipekerjakan di proyek. 3)
Menerima risiko yakni tetap melakukan pekerjaan yang mengandung risiko dengan
tidak melakukan perubahan apapun namun menyiapkan rencana kontingensi jika
risiko terjadi. 4) Tranfer Risiko yakni dengan mengalihkan risiko ke pihak lain
misalnya dengan membeli asuransi.
Comments
Post a Comment